Fadhilah Keutamaan Asmaul Husna Ya Dzal Jalali wal Ikram: Doa dikabulkan

 Allah yang Maha Agung berfirman,

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ 

Arab-Latin: Wa yabqā waj-hu rabbika żul-jalāli wal-ikrām 

"Dan Dzat Tuhanmu yang mempunyai keagungan dan kemuliaan tetap kekal." (Qs. Ar-Rahmaan: 27)

Al-Khaththabi berkata: Kata Al Jalal bersumber dari kata Al-Jalil. Sebagaimana dikatakan "keagungan yang jelas keagungannya:. Kata ikram berasal dari kata akrama yukrimu ikraman, maksudnya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah dzat yang berhak untuk dihormati dan dimuliakan bukan ditentang dan diingkari. Terkadang juga makna kata tersebut dikemukakan dengan maksud Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan orang yang dikasihi dan mengetahui derajat mereka dengan pertolongan untuk dapat melaksanakan taat kepada-Nya di dunia, untuk memuliakan mereka dengan menerima amal-amal mereka dan meninggikan derajat mereka di dalam surga.

Al-Halimi berkata: Arti kata Dzul Jalal adalah dzat yang berhak untuk dihormati kekuasaan-Nya dan dipuji dengan sifat yang layak dengan ketinggian keadaan-Nya.

Ali bin Abi Thalahah meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu ketika menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: "Dzat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan" (Qs. Ar-Rahmaan: 27), ia berkata, "Maksudnya adalah Dzat yang memiliki keagungan dan kebesaran."

Dengan demikian seluruh mukallaf wajib meyakini bahwa sifat keagungan secara mutlak hanyalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Dzat menciptakan.

Dianjurkan Memperbanyak membaca Ya Dzal Jalali wal Ikram

Haruslah memperbanyak untuk membaca Ya Dzal Jalali wal Ikram, sebagaimana hadits, 

"Perbanyaklah membaca, 'Ya Dzal Jalali wal Ikram'." 

(Diriwayatkan oleh Ahmad (17586), Al-Bukhari dalam At-tarikh Al Kabir (3/280); An-Nasa'i dalam Al Kubra (7716); Ath-thabarani dalam Al Mu'jam Al Kabir (4594); Al Qudha'i dalam Musnad Asy-Syihab (693); dan lainnya dengan sanad shahih dari hadits Rabi'ah bin Amir Radhiyallahu ‘anhu)

Kata ilzhazh artinya adalah menetapi dan memperbanyak sesuatu. Sebagaimana dikatakan alazhzha bisysyai' yalizhzhu ilzhazhan yang artinya Dia menetapi sesuatu. Di antara arti kata itu juga lazh yang termasuk dari nama neraka. Diberi nama seperti itu karena neraka banyak kobaran apinya. Sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memperbanyak dan menetapi perkataan itu (Ya Dzal Jalali wal Ikram). Berdoa dengan dua kalimat ini dapat membantu hati menetapkan penyebutan mulut pada lafazh jalalullahi azza wa jalla dan mengakui dalam dirinya akan keagungan kewibawaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, memenuhi hati dengan merasa selalu diawasi dzat yang Maha Agung, hati akan bersinar dengan merasakan keagungan dan keindahan Allah. 

Kemudian Allah akan memuliakannya dengan kebaikan dan kenikmatan-Nya. Allah juga akan melimpahkan karunia dan kemuliaan baginya di dunia dan akhirat Wallahu a'lam.

Permohonan dikabulkan

Muadz bin Jabal meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan seorang laki-laki dan dia berkata "Ya Dzal Jalali wal Ikram" Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh permohonanmu telah dikabulkan." (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Ad-Da'wata (3527) menurut At-Tirmidzi ini adalah hadits hasan

Diriwayatkan dari Sa'id Al Maqburi, bahwa seseorang yang sedang terdesak, kemudian ia memulai berkata "Allahumma ya dzal jalali wal ikram." Kemudian ada yang berseru. "Aku telah mendengar dan apa kebutuhanmu?". (Al-Qurthubi menukilnya dalam Al Jami' li Ahkamil Qur'an (151/17, tafsir surat Ar-Rahman: 27))

Komentar